Persepsi Saya yang Sudah Berubah Mengenai Patuh Kepada Orang Tua


“Kamu harus nurut sama orang tua.” Sering dengar kalimat tersebut?
---
Menurut saya nurut/ patuh mempunyai kekuatan yang membatasi hubungan antar manusia. Kepatuhan memiliki unsur bahwa satu pihak posisinya lebih tinggi dari yang lain, sehingga membuat satu pihak lain merasa lemah. Memandang lemah itu tidak baik, dan dipandang lemah itu juga tidak enak.

Patuh punya unsur mengikat untuk memenuhi segala permintaan atau kepatuhan, kalau tidak ya konsekuensinya dianggap membangkang. Perlu diingat bahwa baik anak maupun orang tua adalah sama-sama manusia. Akan menggembirakan jika permintaan orang tua merupakan hal baik yang membawa kebaikan kepada anak dan orang tua. Namun bayangkan jika hal yang diminta adalah hal yang tidak baik dan karena konsep kepatuhan kedua pihak akan mendapatkan  konsekuensi negatif.

Saya sering mendengar statement kepatuhan kepada orang tua ini dikait-kaitkan dengan agama (karena saya tahunya tentag Islam, jadi dalam hal ini konteksnya agama Islam ya). Namun pikiran pada paragraf ketiga membuat saya mempertanyakan kebenaran statement tersebut dari sisi Quran.

Yang menarik adalah di dalam Al Quran ditulis ‘...berbuat baiklah kepada Ibu Bapak...’ (Al Baqarah 83, dan ada juga di beberapa ayat lainnya). Saya menyukai kebijaksanaan dalam kalimat ini. Didalamnya terdapat unsur pemakluman bahwa orang tua dan anak adalah sama-sama manusia yang punya kelebihan dan kekurangan, sehingga tidak ada unsur paksaan untuk patuh, melainkan unsur kemerdekaan dan penghargaan untuk memilih. Namun, apapun konsekuensinya haruslah tetap berbuat baik. Di dalamnya ada unsur menghargai, menghormati, dan memaafkan yang bisa menjadi dasar menumbuhkan kemerdekaan dalam membangun hubungan antar manusia (dalam hal ini hubungan orang tua dan anak).

Namun perlu diingat juga bahwa sebagai anak kita juga perlu memperhatikan manfaat hal yang diminta atau diperintahkan orang tua. Jika hal tersebut bermanfaat, tentu tidak ada salahnya untuk menyetujui dan melakukannya. Jika tidak bermanfaat ya silahkan untuk mengambil keputusan terbaik bagi diri. Asalkan endingnya tetap berusaha berbuat baik.

Sepertinya ini juga hal yang perlu kita pahami kalau nanti menjadi orang tua (atau bagi yang sudah ya).

Terima kasih sudah membaca dan mari berdiskusi lebih lanjut secara sehat.
Wassalam

---
Tulisan ini saya tuangkan sebagai bentuk pikiran yang telah memerdekakan dan memperbaiki pembangunan hubungan saya dengan orang tua. Yang kemudian menimbulkan kemerdekaan dalam menjalin hubungan dengan banyak orang lain di dalam kehidupan saya.


Comments

Post a Comment